Sistem Pakar Diagnosa Dampak Penggunaan Softlens
Menggunakan Metode Backward Chaining
Nurmala Mukhtar1, Samsudin
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Islam Indragiri
Jl. Parit 1, Tembilahan Hulu,
Tembilahan, Riau
E-mail: nurmala.mukhtar.ah@gmail.com1, samsudin_as_ad@yahoo.co.id
Masuk: 25 Mei 2014; Direvisi: 6 Juli 2014;
Diterima: 15 Juli 2014
ABSTRAK
Softlens adalah sejenis lensa yang dibuat
dari bahan yang bersifat “lunak”, yaitu silicon hydrogen. Penggunaan softlens
dalam jangka waktu lama dapat berpotensi menyebabkan iritasi mata, mata merah
dan infeksi. Untuk itu diperlukan sebuah system pakar untuk membantu
mendiagnosa dampak penggunaan softlens.
Pembangunan system pakar diagnosa dampak
penggunaan softlens ini menggunakan metode backward chaining atau runut balik.
Metode runut balik bekerja dengan cara menentukan penyakit yang diderita oleh
pengguna softlens kemudian akan dijabarkan sebab-sebab penyakit tersebut.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa sistem pakar ini mempermudah pengguna soflens untuk melakukan diagnosa
dampak penggunaan softlens berdasarkan gejala yang dialami, dan mengetahui cara
penanggulangannya.
Kata kunci: backward chaining, sistem pakar, dampak
penggunaan softlens.
Pendahuluan
Konsultasi
terhadap seseorang yang memiliki keahlian (expertise) di bidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan pilihan tepat
guna untuk mendapatkan jawaban,
saran, solusi, keputusan serta kesimpulan terbaik. Salah satu expertise yang
menjadi tujuan masyarakat untuk
berkonsultasi adalah dokter spesialis mata (ophthalmologist). Ophthalmologist selalu menangani pasien penderita penyakit mata
antara lain gangguan akibat menggunakan softlens.
Softlens
atau lensa kontak adalah salah satu alat kedokteran yang bertujuan sebagai pengganti kacamata bagi penderita yang memiliki penglihatan
kurang. Namun seiring perkembangan
zaman dan teknologi, softlens yang awalnya berfungsi sebagai pengganti kacamata untuk penderita gangguan mata kini berubah menjadi
atribut mode atau style. Banyak dari kalangan
remaja wanita maupun pria menggunakan softlens hanya untuk kepentingan gaya semata tanpa mengetahui akibat apa yang akan ditimbulkan oleh softlens
yang terbuat dari plastik mengandung air. Jika
konsumen menggunakannya dalam waktu relatif lama maka softlens akan menyerap air di permukaan mata, hal inilah yang dapat
menyebabkan mata perih dan gangguan
lainnya.
Penelitian
tentang pembuatan sistem pakar menggunakan metode Forward Chaining berguna untuk membantu ketergantungan masyarakat terhadap para
medis, memberikan informasi tentang diagnosa dampak
dari penggunaan softlens pada mata yang mudah dipahami oleh masyarakat, dengan demikian program ini akan memberikan
pembelajaran kepada masyarakat
akan pentingnya teknologi informasi yang biasa dimanfaatkan sebagai penyedia informasi
tentang berbagai macam penyakit dan solusi pengobatan. Sistem pakar ini tidak berarti menggantikan kedudukan dokter, tetapi hanya dalam
pengambilan keputusan, karena mungkin bisa
terdapat banyak alternatif yang harus dipilih secara tepat.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pendahuluan diatas ,
terdapat beberapa tujuan penelitian dalam Sistem Pakar
Diagnosa Dampak Penggunaan Softlens Menggunakan Metode Backward
Chaining yaitu :
1. Menguji apakah sistem pakar diagnosa dampak penggunaan softlens
dapat diterapkan oleh pengguna
2. Mendiagnosa dampak penggunaan softlens
RINGKASAN JURNAL
Ada
sepuluh komplikasi yang biasa timbul akibat pemakaian softlens yaitu: noda kornea, blepharitis, reaksi alergi, sindrom mata kering, corneal
edema, infeksi mata, infitrates, mocrobila keratitis, vaskularisasi kornea, dan giant papilary conjunctivitis.
Kontek diagram menggambarkan desain sistem secara keseluruhan atau secara umum dimana sistem ini terdiri dari entitas pakar dan admin, masukan
kemudian diproses oleh system dan
menghasilkan keluaran seperti terlihat pada Gambar berikut .
Data flow diagram level 0 menggambarkan
orang yang menggunakan system selanjutnya diproses oleh sistem
kemudian data disimpan pada data store, dari data yang telah disimpan tersebut dapat dipanggil kembali sesuai dengan
keperluan pengguna sistem, seperti yang
terlihat pada Gambar berikut.
Dalam mempresentasikan pengetahuan yang berupa fakta-fakta gejala, jenis
gangguan softlens serta solusi
menggunakan kaidah produksi yang ditulis dalam bentuk jika-maka (If-Then). Kaidah
jika-maka menghubungkan antara gejala-gejala penggunaan softlens dan dampak penggunaan softlens.
Proses yang dilakukan
pada fase basis pengetahuan dipresentasikan dengan langkah-langkah berikut
yaitu: (1) Menentukan tabel basis pengetahuan, (2) Menyusun rules (aturan gejala), (3) Menentukan tabel keputusan dan (4) Membuat pohon keputusan.
Proses ini terlihat pada Tabel 1,
2 dan 3.
Pengguna
program ini dapat mengidentifikasi informasi yang terkait dengan system pakar mendiagnosa dampak penggunaan softlens, untuk lebih jelas
dapat dilihat pada proses berikut. 1. masuk ke form pertanyaan.
Terlihat pada Gambar berikut
2.
Form pertanyaan ini akan
menentukan gejala apa saja yang terdapat dari penyakit pada penderita pengguna softlens. Terlihat pada Gambar berikut
3. Form ini merupakan tahap akhir
dari proses pertanyaan yang berisikan solusi dan keterangan mengapa terkena penyakit tersebut. Terlihat pada Gambar
berikut
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian Sistem Pakar Diagnosa Dampak Penggunaan Softlens Menggunakan Metode Backward Chaining
didapat
beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut, Dari pengujian yang
dilakukan bahwa sistem pakar diagnosa dampak penggunaan softlens ini dapat diterapkan dan diterima oleh pengguna,(2) Dengan adanya sistem pakar ini akan mempermudah orang awam untuk melakukan diagnosa dampak softlens dan
cara penanggulangannya dan Implementasi dalam inferensi menggunakan metode backward chaining sehingga dapat dengan mudah mengetahui gejala-gejala yang
dialami pasien dalam
mendiagnosa dampak penggunaan softlens.
DAFTAR PUSTAKA
Dahria,
Muhammad. 2012. Implementasi Inferensi Backward Chaining untuk Mengetahui Kerusakan Monitor Komputer. Medan: STMK Triguna Dharma.
Erhet, Rudi.
2012. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kulit. Universitas Islam Indragiri: Tembilahan.
Fadhilah,
A.N., Dini Destiani, dan Dhami Johar. 2012. Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Kulit pada Anak dengan Metode Expert System Development
Life Cycle.
Jurnal
Algoritma, ISSN. 2302-7339, Vol. 09, No. 13.
Handojo, A.
dan M. Isa Irawan. 2009. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Permasalahan Tindak Pidana terhadap Harta Kekayaan. Universitas
Kristen Petra.
Hartati, Sri
dan Sari Iswanti. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya. Graha Ilmu: Yogya karta.
Lempao, Conny
Theodora. 2011. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Kecendrungan Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Komputer AMIKOM.
Maradesa,
Edar. 2012. Penerapan Metode Backward Chaining untuk Diagnosa Penyakit Katarak. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Minarni dan
Rahmat Hidayat. 2013. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar untuk Kerusakan
Komputer dengan
Metode Backward Chaining. Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1.
Puspita, M.,
Zaenal Wafa, dan Afhal Syafnur. 2013. Aplikasi Sistem Pakar Web dalam Menganalisa Sakit Jiwa. Padang: Universitas Putra Indonesia.
Rachmawati,
Dhani Johar, dan Ate Susanto. 2012. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Asma. Garut: Sekolah Tinggi Teknologi.
Ramadhan,
Mukhlis. 2011. Sistem Pakar dalam Mengidentifikasi Penyakit Kanker pada Anak Sejak Dini dan Cara Penanggulangannya. Medan: STMK Triguna Dharma.
Reisa, R.,
Jusak dan Dantjawati. 2013. Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit Mata. Surabaya:STIKOM.
Saputra,
Andri. 2011. Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru-paru pada Manusia Menggunakan Pemrograman Visual Basic 6.0. Jurnal Tekonomatika, Vol
1, No. 3.
Sutojo, T.,
Edy Mulyanto, dan Vincent Suhartono. 2010. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta:Andi.
Syahril,
Muhammad. 2011. Konversi Data Training tentang Penyakit Hipertensi menjadi
Bentuk Pohon Keputusan dengan Teknik Klasifikasi Menggunakan Tools Rapid miner 4.1. Jurnal SAINTIKOM, Vol.10, No.2.